Memegang Teguh Kearifan Lokal Dengan Mengenal Kampung Baduy Dalam

Yukke.id – Merupakan suku asli pendudukan Banten siapa yang tidak pernah mendengar Suku Baduy? Dengan populasi kurang lebih 26.000 jiwa suku ini terbagi menjadi dua wilayah, yaitu Baduy Luar dan Baduy Dalam. Kedua wilayah tersebut dibatasi dengan gubuk yang terbuat dari bambu sebagai tempat menginap suku Baduy Dalam ketika mereka berladang. Komunitas suku Baduy Dalam tinggal di Desa Kanekes yang berada di wilayah Kecamatan Leuwidamar. Berada sekitar 172 km dari sebelah barat Ibukota Jakarta dan 65 km, keberadaan yang cukup jauh dari kehidupan modern masyarakat saat ini tidak menutup kesempatan untuk dikunjungi oleh wisatawan.

Mengupas Tentang Masyarakat Suku Baduy

Kampung Baduy Dalam_2b
Kampung Baduy Dalam. (Sumber: Direktori Parwisata)

Terbagi menjadi tiga kelompok Baduy Luar atau Urang Panamping menjadi kelompok terbesar yang tinggal disebelah utara Kanekes. Jumlah penduduknya sekitar 7 ribuan yang berkediaman di 28 kampung dan 8 anak kampung.

Berikut beberapa nama desa tempat mereka tinggal diantaranya desa Cikadu, Kadukolot, Kaduketuk, Cisagu dan Gajeboh yang mengelilingi kawasan baduy dalam. Masyarakat Baduy Luar berciri khas mengenakan pakaian dan ikat kepala berwarna hitam.

Masyarakat Baduy Dalam atau Urang Dangka terletak di bagian selatannya. Dengan jumlah penduduk sekitar 800an yang tersebar di Kampung Cibeo, Kampung Cikeusik dan Kampung Cikartawana. Berbeda dengan Suku Baduy Luar, Suku Baduy Dalam tinggal di pedalaman hutan.

Masyarakat Baduy sangat taat pada pemimpin tertinggi atau biasa disebut sebagai Puun. Puun ini bertanggung jawab untuk memegang kendali hukum adat dan tatanan kehidupan masyarakat yang menganut ajaran Sunda Wiwitan peninggalan nenek moyangnya.

Sedangkan Pucuk pimpinan adat dipimpin oleh Puun Tri Tunggal yang merupakan Puun Sadi di Puun Kampung Janteu, Kampung Cikeusik, Kampung Cibeo dan di Cikartawana.

Untuk wakil pimpinan adat ini disebut dengan Jaro Tangtu yang bertugas sebagai juru bicara dengan pemerintahan desa dan pemerintah pusat.

Baca juga: Lihat Berbagai Koleksi dari Ratusan Tahun di Museum Tengah Kebun

Keunikan Dari Suku Baduy Dalam yang Patut Dicontoh

Kampung Baduy Dalam_3c
Kampung Baduy Dalam. (Sumber: Destinasi Wisata)
  • Hidup sehat

Disini kamu tidak akan menemukan kendaraan umum ataupun kendaran pribadi seperti mobil, motor, bus, angkot atau kendaraan lainnya. Masyarakat Baduy Dalam terbiasa untuk hidup sehat, mereka akan melakukan perjalanan dengan berjalan kaki.

Namun, hal tersbeut tidak menghalangi mereka jika ingin berpergian jauh, mereka akan tetap berjalan kaki tanpa mengeluh sedikit pun.

  • Gotong Royong

Sebenarnya kegiatan gotong royong sendiri telah menjadi ciri khas dari masyarakat Indonesia sayangnya di beberapa tempat sifat ini telah banyak ditinggalkan.

Perlu belajar kembali dengan Suku Baduy Dalam yang masih mempertahankan sifat satu ini, terutama saat mereka harus pindah ke daerah lain.

  • Gelas Dari Batang Bambu

Disini masyarakat dilarang untuk makan dengan menggunakan piring dan gelas selayaknya masyarakat modern. Sebagai gantinya mereka akan menggunakan bambu panjang sebagai penganti gelas yang akan menimbulkan aroma khas saat dituangi air panas.

  • Harapan Yang Sederhana Dari Orang Tua

Tak muluk-muluk menginginkan hal yang banyak atau mewah para orang tua hanya ingin anak-anaknya untuk dapat membantu mereka berladang kelak, bagaimana sangat simple bukan?

  • Ayam Menjadi Makanan Mewah

Mungkin dari kamu ayam sudah menjadi makanan sehari-hari, namun untuk Suku Baduy ayam termasuk dalam makanan mewah meskipun banyak ayam kampung yang berkeliaran. Olahan sebab itu olahan ayam ini pun menjadi hidangan saat acara pernikahan Suku Baduy.

  • Kawalu

Apakah kamu pernah mendengar kata ini? Kawalu merupakan puasa yang dirayakan sebanyak tigal kali selama tiga bulan. Ketika kawalu pengunjung hanya boleh berkunjung sampai Suku Baduy Luar saja serta tidak diperbolehkan untuk menginap.

  • Bentuk Rumah Yang Sederhana

Biasanya bentuk rumah berkaitan dengan stasus sosial sang pemilik rumah. Namun, bentuk rumah adat Suku Baduy sangatlah sederhana serta hampir sama. Yang membedakan hanyalah perabot yang terbuat dari kuningan, semakin banyak perabot maka semakin tinggi pula stasus sosial sang pemilik rumah tersebut.

  • Lambang Kesucian

Dalam kegiatan sehari-hari masyarakat Suku Baduy Dalam menggunakan baju dan ikat kepala berwarna putih. Bukan tak beralasan ikat kepala putih tersebut melambangkan kesucian loh.

Sumber & Foto: Dari berbagai sumber

Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi yukke.id.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may use these HTML tags and attributes:

<a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>