Mengintip Sejarah Museum Pos Indonesia di Bandung

Yukke.id – Siapa yang tidak mengenal kota wisata satu ini, Kota Bandung menjadi kota favorit untuk berwisata, tak sedikit wisatawan yang menjadikannya sebagai destinasi favorit untuk menghabiskan akhir pekan. Di Bandung kamu dapat menemukan berbagai macam destinasi wisata mulai dari wisata alam, wisata budaya, hingga wisata sejarah. Salah satu destinasi sejarah terpopuler yaitu Museum Pos Indonesia. Museum Pos Indonesia dapat menjadi tempat berlibur yang akan berkesan terlebih untuk kamu para pemburu wisata sejarah. Tempat ini juga dapat menjadi pilihan jika kamu berlibur bersama anak.

Kenali Sejarah Museum Pos Indonesia

Museum Pos Indonesia_2b
Museum Pos Indonesia. (Sumber: Travel Asik)

Telah berdiri sejak zaman Hindia Belanda yaitu pada tahun 1933. Museum bersejarah ini awalnya diberi nama Pos Telegraf dan Telepon (PTT). Terletak di Jalan Cilaki No 73 atau di sisi kanan Gedung Sate, disini pengunjung dapat melihat perangko pertama yang diluncurkan di Indonesia.

Gedung ini didirikan oleh pemerintah colonial Belanda pada tanggal 27 Juli 1920, yang memiliki luas sekitar 706 meter persegi. Berbeda dengan Museum Pos, Telegraph dan Telepon (PTT) yang didirikan tahun 1931.

Bangunan dengan nuansa eropa ini di desain oleh J. Berger dan Leutdsgeboulwdienst. Pada tahun 1983 koleksi museum masih terbatas, masih menampilkan perangko saja.

Oleh karena itu, pihak pengelolah museum pun berinisiatif untuk menambah koleksi yang berkaitan dengan sejarah Pos Indonesia selama masa pemerintahan Kompeni dan Bataafsche Republiek (1707-1803), pemerintahan Daendels (1808-1811), pemerintahan Inggris (1811-1816), pemerintahan Hindia Belanda (1866-1942), pemerintahan Jepang (1942-1945) dan masa kemerdekaan.

Setelah kemerdekaan Indonesia, nama gedung ini telah berganti nama dan lambang sebanyak 5 kali.

Perubahan pertama yaitu Jawatan PTT tahun 1945-1961, perubahan kedua menjadi PN Postel tahun 1962-1965, perubahan ketiga menjadi PN Pos dan Giro tahun 1965-1978, perubahan keempat menjadi Perum Pos dan Giro pada tahun 1978-1995 dan perubahan terakhir menjadi Perubahan Umum (Perum) Pos dan Giro pada 20 Juni 1995.

Koleksi Museum Pos Indonesia

Sebelum kamu menjelajahi gedung ini kamu perlu tahu koleksi menarik yang ada di Museum Pos Indonesia supaya tidak ada satu pun yang ketinggalan. Menampilkan tiga tema besar pada koleksinya yaitu koleksi Filateli, koleksi sejarah dan koleksi peralatan pendukung layanan pos.

Disini kamu dapat melihat 131 juta koleksi perangko dan 200 koleksi peralatan pendukung pos berupa alat cetak perangko, surat-surat berharga, timbangan paket dan lainnya.

Kamu dapat melihat koleksi prangko pada papan kayu yang dilapisi dengan kaca. Namun, ada beberapa koleksi dimana kamu membutuhkan bantuan petugas untuk melihatnya.

Baca juga: Mengenal Saksi Bisu Sejarah Jakarta di Museum Fatahillah

Fasilitas Museum Pos Indonesia

Museum Pos Indonesia_3c
Museum Pos Indonesia. (Sumber: Wisata Jawa Barat)

Untuk kenyaman pengunjung kamu dapat menggunakan beberapa fasilitas museum, berikut daftarnya:

  • Surat Emas Para Raja Nusantara

Merupakan ruang yang menyuguhkan surat dari berbagai raja-raja nusantara kepada para komandan dan Jendral Belanda. Pada saat itu surat emas menjadi catatan sejarah perkembangan Indonesia.

Kamu dapat menyaksikan secara langsung cara komunikasi raja-raja Nusantara zaman dulu dengan para penjajah. Ada pula isi surat yang beragam mulai dari tentang isu politik, perdagangan, hingga masalah ekonomi. Surat tersebut ditulis menggunakan daun lontar, kulit binatang hingga bilah bambu, sangat menarik bukan?

Tahukah kamu kalau koleksi surat emas tersebut telah berumur sekitar ratusan tahun. Sebelumnya surat-surat tersebut disimpan di salah satu museum Inggris dikarenakan hampir semua surat ditulis untuk Gubernur Jendral Inggris Thomas Stamford Bingley Raffles.

  • Gadget Win Audio Tour Guide

Mengikuti perkembangan zaman, disini kamu dapat berwista dengan cara mendengarkan audio dari benda yang ada di museum. Tak kurang dari 50 audio guide dengan dua Bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

Sumber & Foto: Dari berbagai sumber

Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi yukke.id.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may use these HTML tags and attributes:

<a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>