Japan

Kemajuan negara Jepang, terlihat sejak kehancuran Hiroshima dan Nagasaki yang dibom oleh Sekutu. Sejak itu, pertengahan tahun 1950, Kekaisaran Jepang telah melakukan rekonstruksi pada masyarakat dan ekonomi. Pemerintah Jepang secara konservatif dalam membangun prioritas nasional yakni pertumbuhan ekonomi dan stabilitas sosial. Akhir tahun 1950, Jepang sebagai negara berkembang, telah menciptakan negara yang memiliki konteks sosial, ekonomi dan politik.

Masyarakat kelas menengah tumbuh, pasca perang. Mereka tumbuh secara fokus dari keluarga kecil, dengan memprioritaskan pendidikan anak-anak mereka. Tahun 1960-1970, Ekonomi Jepang mulai surplus, karena produk mereka mendominasi pasar luar negeri.

Sepanjang tahun 1970an dan 1980an, Jepang mengalami kemakmuran yang belum pernah terjadi sebelumnya. Mengendarai surplus perdagangan yang besar dan menghasilkan produk bermutu tinggi, ekonomi dianggap sebagai model bagi industri industri dan pasca industri lainnya.

Kekuatan ekonomi itu memungkinkan investasi aset luar negeri. Kemakmuran konsumen biasa memanifestasikan dirinya di pasar yang berkembang untuk barang mewah, konsumsi yang mencolok, dan siklus produk yang sangat singkat. Budaya kerja hanya menyisakan sedikit waktu luang, artinya budaya mereka untuk produktivitas cukup ketat.

Transportasi dibuat sedemikian maju, agar menekan perbedaan pendapatan antara kaya dan miskin. Tingginya biaya real estat dan pertumbuhan masyarakat urban antara orang kaya membuat kelas menengah menjadi cukup besar dan bangkit dalam ekonomi nasional.

Sektor grosir, ritel, dan jasa telah tumbuh secara dramatis seiring standar kehidupan dalam negeri telah meningkat. Terlepas dari masalah ekonomi di tahun 1990an, Jepang terus menjadi pasar keuangan utama. Sektor primer seperti pertanian, perikanan, dan kehutanan telah menurun drastis sejak Perang Dunia II. Pada tahun 1999, kurang dari 5 persen angkatan kerja bekerja di sektor pertanian, dibandingkan dengan 21 persen di sektor manufaktur, 23 persen di sektor grosir dan ritel, dan 26 persen di industri jasa.

Keiretsu, sebuah grup perusahaan telah memberikan hubungan penawaran khusus, koordinasi kegiatan ekonomi, dan hubungan subkontrak yang ekstensif – memainkan peran sentral dalam ekonomi. Flagships kelompok tersebut adalah perusahaan industri berat, bank, dan perusahaan perdagangan umum, dan kontrol keiretsu terbesar mengendalikan lusinan perusahaan di sektor yang berkisar dari pertambangan hingga media massa.

Semenjak meninggalkan Perang Dunia II, bisnis dan pemerintahan memiliki hubungan yang sangat dekat. Instansi pemerintah menetapkan kebijakan dan ukuran ekonomi yang luas yang ditargetkan pada sektor tertentu, dan bisnis umumnya bekerja sama dengan perencanaan pemerintah. Pembentukan bisnis telah menjadi pendukung utama Partai Demokrat Liberal, dan penerusnya.

Jepang menjadi salah satu negara dengan produsen mobil terbesar di dunia. Kemajuan Jepang sangat pesat terbukti pada tahun 2013 Jepang menempati posisi ke-24 negara terkaya, dan seiring waktu pada tahun 2015 kedudukan negara tersebut naik pesat menjadi urutan ke-7 terkaya dengan penghasilan US$ 228.880 GDP Percapita. Angka orang kaya pun bertambah pesat dan angka kematian kian berkurang.

Pada kuartal III 2016, Ekonomi Jepang hanya mampu tumbuh 2,2%. Kemudian masuk pada kuartal I tahun 2017, ekonomi Jepang tumbuh 1%. Namun pada kuartal II 2017, Ekonomi Jepang tumbuh 4% pada kuartal II-2017 (April-Juni), jauh lebih tinggi dibandingkan dengan proyeksi pemerintah yang sebesar 2,5%. Realisasi ini juga menunjukkan laju perekonomian tercepat dalam dua tahun terakhir.

Faktor pendorongnya kemajuan ekonomi Jepang adalah peningkatan dari konsumsi dan belanja modal. Konsumsi menyumbang sekitar dua pertiga dari PDB, naik 0,9% dari kuartal sebelumnya, lebih tinggi dari perkiraan median pertumbuhan 0,5%.

Hal tersebut menandai ekspansi tercepat dalam lebih dari tiga tahun karena pembeli mengeluarkan dana besar. Sehingga dapat menjadi kegembiraan bahwa belanja konsumen bukan lagi titik lemah dalam prospek ekonomi Jepang. Mesin ekonomi berupa belanja konsumen dan belanja modal berhasil melaju dengan baik pada kuartal kedua 2017.