Menurut survei tahun 2015, jumlah penduduk Jepang mencapai 127.114.700 orang. Dari jumlah tersebut, sekitar 20%-30% warga Jepang telah menjalankan agama secara aktif melakukan kegiatan keagamaan tertentu. Dari warga negara Jepang yang mengaku beragama, 50,3% adalah penganut Shinto, 44% penganut Buddhisme, 4,7% “agama lain”, dan 1% penganut Kristen. Di antara penganut “agama lain” terdapat penganut agama asal luar negeri seperti Gereja Unifikasi, dan agama-agama asal dalam negeri seperti Tenrikyo, Seicho-no-Ie, Sekai Kyusei Kyo, dan Perfect Liberty.
Nah, saat Anda mengunjungi Jepang, cobalah untuk duduk di beranda kuil. Biarkan waktu Anda berhenti, saat memandangi indahnya taman. Cara ini merupakan langkah sempurna untuk lari dari hiruk pikuk dunia. Sejak dahulu kala, tradisi ziarah ke kuil Shinto dan Budha telah menjadi sumber kebahagiaan dan menjadi pelopor pariwisata bagi masyarakat Jepang. Dengan 2 agama yang mayoritas, Shinto dan Budha kuil-kuil suci menjadi yang menghiasi keindahan Jepang, selain kota, mall dan kecanggihan teknologi.
Selain dua agama tersebut, ada aliran seperti Konfusianisme, Taoisme, dan perdukunan juga mempengaruhi agama Jepang. Konfusianisme membentuk hubungan ideal antara penguasa dan subjek, suami dan istri, ayah dan anak, kakak laki-laki dan adik laki-laki, dan teman dan teman. Taoisme merupakan tradisi filosofis Cina yang menekankan hubungan spiritual dan mistis antara manusia dan alam. Sedangkan Shamanisme melibatkan kontak mistis dan ekstase melalui media antara dunia supernatural dan manusia.
Nah, meski jumlahnya kecil, pengaruh Kristen sudah ada sejak abad keenam belas. Adalah Frances Xavier mengunjungi negara itu pada tahun 1549 untuk memulai misi Katolik. Pada awal abad ketujuhbelas, diperkirakan ada tiga ratus ribu umat Katolik. Namun, Rezim Tokugawa mengusir pendeta Katolik pada tahun 1614 dan mencoba untuk menghilangkan komunitas Katolik. Meski terjepit, komunitas Kristen tetap mempertahankan keimanan mereka dalam isolasi politik. Pada tahun 1870, larangan agama Kristen diangkat.
Meski menjadi negara yang maju, Jepang tetap menjadi negara dengan basis agama yang tetap terpelihara. Latar belakang historis agama di Jepang, tumbuh dan bertahan menjadi tata perilaku masyarakat, yang kemudian disebut dengan seni dan budaya.
Nah, di Jepang memiliki seni pertunjukan yang terkenal di Jepang antara lain Kabuki, Noh, Kyogen, Bunraku, dan Rakugo. Kabuki dimainkan hanya oleh pemeran laki-laki. Para penonton dapat menyaksikan kostum yang mencolok dan pose khusus yang disebut “mie”. Teater khusus kabuki yang disebut Kabukiza merupakan puncak keindahan seni Jepang.
Sedangkan, Noh dan Kyogen dimainkan di atas panggung khusus berbentuk L yang disebut Panggung Noh. Noh dipertunjukkan menggunakan topeng noh yang disebut “Noumen” dan kyogen yang merupakan turunan noh merupakan pertunjukan yang mampu mengundang banyak tawa.
Seni Bunraku merupakan wayang kulit versi Jepang. Bunraku amatlah khas dan tidak ditemukan di tempat lain, yakni masing-masing boneka berukuran 120-150 cm digerakkan oleh 3 orang. Selain itu, rakugo yang merupakan pertunjukan oleh seorang penampil dengan mengetengahkan keahlian bercerita dan gerakan pun tak kalah populer. Rakugo sering dipertunjukkan bersama dengan akrobat, sulap, dll.
Di Jepang, terdapat kebudayaan tradisional yang disebut “dou/do” (artinya “jalan”). Ada kadou yang merupakan seni merangkai bunga, sadou yang menitikberatkan keindahan gerakan melalui etiket, koudou yang memungkinkan kita menikmati bau harum, shodou yang mengetengahkan keindahan huruf menggunakan kuas dan tinta, dan berbagai seni bela diri seperti judo yang termasuk dalam cabang olahraga, kendo, karatedo, aikido, dan kyudo (seni memanah).
Berikut ini pusat kesenian di Jepang, yang masih bisa kita temui sampai saat ini
Teater Kabukiza
Teater Kabukiza yang baru dibuka kembali pada bulan April 2013 merupakan perpaduan keindahan gaya tradisional dan teknik arsitektur terbaru.
Maiko
Di daerah Gion di Kyoto, banyak ditemukan gadis muda yang menguasai seni tradisional Jepang yang disebut maiko. Anda dapat menyaksikan kecantikan tradisional Jepang dalam bentuk riasan wajah berwarna putih, rambut gaya Jepang, dan kimono.
Menjadi Seorang Ninja
Ninja merupakan sosok misterius di Jepang. Di kehidupan modern Jepang kini bukanlah hal mudah untuk bertemu ninja. Akan tetapi, Anda dapat menonton pertunjukan ninja, mencoba senjata rahasia ninja “shuriken”, dan mencoba kostum ninja. Silakan lihat tautan di bawah ini.
Mencoba Kimono
Terdapat berbagai macam kimono yang merupakan pakaian tradisional Jepang, mulai dari yang dijual dengan harga beberapa ribu yen hingga yang amat mahal, yakni lebih dari satu juta yen. Di Jepang dapat ditemukan tempat-tempat persewaan kimono dan yukata (kimono sederhana untuk musim panas).