Singapura, negara kecil yang maju, secara perekonomian sebagai yang terbaik di Asia. Dibalik kemegahan gedung pencakar langit seperti Marina Bay Sand. Singapura berhasil mempertahankan bangunan yang sarat akan nilai historis, budaya dan emosional. Selain itu, pemerintah Singapura telah meletakkan aspek penting dari strategi perencanaan pembangunan. Hal itu meliputi konservasi terhadap gedung dan bangunan yang terkandung nilai historis dan arsitektur, nilai langka dari jenis dan gaya, serta memberikan sumbangsih bagi lingkungan secara menyeluruh.
Bangunan yang mengandung nilai tersebut histori dan arsitektur tetap dipertahankan, ditengah kemegahan icon-icon baru Singapura.
1. Bandstand (Singapore Botanic) Gardens
Pertama kali dibangun sejak 1860-an. Awalnya Bandstand telah menjadi tempat pertunjukan musik band dari kalangan militer Inggris. Meski tidak lagi digunakan untuk konser musikm Bandstand menjadi icon terkenal di Gardens.
Nah, coba rasakan feel romantisnya, ketika pasangan muda menikmati keindahan hamparan hijau nan rimbun. Tahun 1950-1970-an, Bandstand sebagai salah satu icon Inggris di Singapura, sehingga mereka melangsungkan cara pernikahan dan sesi foto, memberikan kesan mereka sedang berada di sebuah taman di Inggris.
2. Lookout Tower di Toa Payoh Town Park
Menara pengintai ini dibangun pertama kali pada 1972, dengan ketinggian 25 meter. Melalui menara ini, warga merasakan landmark yang menawan, serta sisi kenangan manis kala itu.
Di menara ini warga berfoto dan sekaligus dinobatkan sebagai lokasi foto pernikahan paling populer. Tahun 2009, menara ini disahkan sebagai tempat yang dilestarikan, sebagai bukti sejarah, estetika, emosional dan sebagai nilai sosial warga.
3. Waduh MacRitchiem
Didesain pertama kali oleh John Turnbull Thomson, dan dibangun sejak 1868. Namun sejak tahun 1922, namanya berganti menjadi MacRitchie, guna mengenang nama insinyur kota pengawas konstruksi.
Ada jembatan dan menara pengisapan air, sebagai proyek terakhir di abad 19 yang telah menggunakan teknologi kontruksi. Bulan Desember 2009, menjadi bagian dari pelestarian oleh Urban Redevelopment Authority.
Culture of Singapore
Singapura dengan wilayah yang tergolong kecil, mampu menjadi bersatunya culture dari berbagai ras dan suku. Percampuran antara kekayaan warisan dan budaya dengan paduan kawasan metropolitan di Asia Tenggara. Di sejumlah kawasan, Anda akan menjumpai beragam tujuan wisata, mulai masjid ataupun kuil bersejarah nan ikonis hingga butik indie unik yang menjual segala macam pernak-pernik mengagumkan. Kami memilih sejumlah distrik terbaik yang wajib dikunjungi untuk menikmati daya tarik budaya (baik bersejarah maupun modern).
1. Masjid Sultan di Arab Street
Bagi Anda traveller, cobalah singgah di Arab Street yang terletak di Arab Quarter. Magnet dari wilayah ini area ini adalah Sultan Mosque yang juga dikenal sebagai Masjid Sultan. Sultan Mosque merupakan bangunan suci bersejarah yang terkemuka di Singapura sekaligus salah satu bangunan keagamaan dengan arsitektur dan desain yang paling mengagumkan di negara ini. Lihat setiap sisi kubah berhiaskan botol kaca di bagian puncaknya yang merupakan hasil sumbangsih para anggota komunitas Muslim.
Usai meresapi pesona sejarah, singgahlah ke Aliwal Arts Centre yang tepat berada di sudut kota. Aliwal Arts Centre merupakan pusat seni multidisiplin yang begitu mengedepankan seni pertunjukan. Pastikan Anda menyimak rangkaian acara untuk mengetahui waktu penampilan dan pertunjukan yang disajikan oleh seniman lokal maupun regional.
2. Haji Lane
Tak jauh dari Arab Street, Anda coba berjalan ke Haji Lane. Lokasi yang tak kalah keren dan trendi dari Arab Street. Di sini, Anda dapat bertamasya dan berbelanja di sepanjang ruas jalan paling trendi dan bersejarah di Singapura. Saksikan harmoni antara budaya lawas dengan sentuhan modern di tempat ini.
Desain ruko sederhana nan mungil, menaungi butik-butik independen yang menyuguhkan beragam handmade, aksesori unik, serta mode indie terkini. Sejumlah produk lokal favorit seperti label mode wanita, Modparade dan merek mode berkonsep ramah lingkungan, Zhai.
Pastikan Anda singgah dan mengisi perut selama perjalanan, mampirlah ke The Mad Sailors, restoran Halal dengan menu ala Inggris, dan cicipi hidangan klasik Inggris yang disajikan dengan sentuhan elemen Asia (menurut rumor, sayap bumbu marmite dan madu atau marmite honey wings-nya begitu sedap).
3. Joo Chiat Road
Joo Chiat, ruko berderet penuh warna dengan gaya Peranakan yang kental. Area ini sarat akan budaya Peranakan (keturunan warga Negeri Selat yang berasal dari Tiongkok atau Melayu) akibat banyaknya Penduduk Singapura Peranakan yang menghuni kawasan ini, hal ini menjadikannya kawasan budaya Peranakan.
Kawasan ini tetap mempertahankan pesona sejarahnya hingga sekarang dan penginapan tradisional yang antik seperti The Intan pun tetap dilestarikan sebagai bagian dari budaya. The Intan merupakan museum sekaligus kedai teh, Anda dapat pula mengikuti tur teh—di sini. Anda akan menjumpai beragam budaya Peranakan sembari mencicipi beberapa kue dari resep rumahan berupa camilan atau kudapan manis.
Apakah kue-kue menggugah selera makan Anda? Sambangi Geylang Serai Market untuk menikmati makanan khas Melayu di kedai-kedai tersohor seperti Haig Road Putu Piring dan Hajjah Monah Nasi Padang. Selanjutnya, Anda dapat berbelanja sejenak selagi singgah ke Sufyaa di Tanjong Katong Complex. Sufyaa merupakan merek busana dalam negeri yang mengkhususkan diri dalam desain dan gaya hijab kontemporer bagi muslimah modern.