Mengenal Budaya Sunda Lewat Museum Sri Baduga

Yukke.id – Tidak hanya terkenal dengan wisata alam, kuliner, beserta fashion, di Kota Bandung juga terdapat berbagai tempat wisata bersejarah yang bisa dikunjungi untuk mengisi waktu luang dan mendapatkan informasi seputar sejarah di Indonesia. Salah satunya adalah Museum Sri Baduga yang menyimpan peninggalan Jawa Barat, terletak di seberang Taman Tegallega tepatnya di Jl. BKR No.185, Pelindung Hewan, Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat 40243. Lantas, ada apa saja yang menarik di kawasan spot wisata yang satu ini bagi para wisatawannya? Berikut adalah informasinya!

Sejarah Singkat Museum Sri Baduga

Museum Sri Baduga_3c
Museum Sri Baduga. (Sumber: Wisata Indonesia)

Pada awalnya, Museum yang bernama Museum Negeri Provisi Jawa Barat ini didirikan pada tahun 1974, dan kemudian diresmikan pada tahun 1980 oleh Dr Daud Yusuf, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada saat itu.

Namun pada tahun 1990, museum ini berubah nama menjadi Museum Negeri Provinsi Jawa Barat Sri Baduga, yang diambil dari nama seorang Raja Agung kerajaan Sunda yang beragama Hindu di Jawa Barat.

Hingga kini, Museum Sri Baduga masih aktif dalam memamerkan berbagai macam benda bersejarah dan benda antik yang bernilai seni tinggi bagi para pengunjung. Beberapa benda tersebut antara lain beberapa koleksi arca pada zaman megalitik, pakaian adat, rumah, perkakas, permainan, dan alat musik tradisional. Sekitar 80% koleksi yang berada di Museum ini masih asli, namun 20% lagi adalah replika.

Yang menjadi daya tarik utama dari Museum Sri Baduga adalah desain arsitekturnya, yang dibuat seperti rumah panggung dan suhunan panjang yang sangat khas menggambarkan rumah Jawa Barat membuat suasana khas Jawa Barat sangat terasa disini.

Untuk mempermudah masyarakat, Museum Sri Baduga dibagi menjadi 3 lantai yang berisi koleksi yang berbeda berdasarkan kronologisnya. Koleksi dibagi dalam Geologi, Biologi, Etnografika, Numismatika/Heraldika, Filologika, Keramologika, Seni Rupa, dan Teknologika.

Dibalik Pintu Museum Sri Baduga

Museum Sri Baduga_2b
Museum Sri Baduga. (Sumber: Direktori Pariwisata)

Pertama di Ruang Pamer 1, yang berisi segala hal terkait alam, peninggalan sejarah, dan perkembangan Jawa Barat. Dilengkapi dengan Arca, Kubur Batu, dan Replika gua tempat tinggal. Memasuki lebih dalam di ruang pamer 1, pengunjung dapat melihat artefak bebatuan, naskah kuno Padjajaran, termasuk di dalamnya replika Batu Tulis peninggalan kerajaan Pajajaran dan prasasti-prasasti lainnya.

Selain bebatuan, terdapat juga relief interaktif sejarah tentang Bandung Purba, dimana wisatawan akan melihat bagaimana terjadinya danau Bandung purba, dengan luas 75 km persegi yang membentang di wilayah Bandung raya, mulai dari kota Bandung, Cimahi, kabupaten Bandung dan Bandung Barat.

Berlanjut ke Ruang Pamer 2 yang menampilkan kehidupan sehari – hari masyarakat Jawa Barat. Namun jangan kaget apabila bertemu satu ruangan yang dikunci ketat, karena ruangan itu menyimpan peninggalan teko emas. Namun tenang saja, karena selain ruangan itu pengunjung akan disuguhi berbagai permainan, baju tradisional, dan alat musik.

Ada banyak busana pengantin khas daerah Jawa Barat yang ditampilkan. Model pakaian pengantin Sunda ini mayoritas berasal dari Sukapura, Tasikmalaya. Pengantin Sukapura menyerupai pengantin Jawa, perbedaannya pada kain batik, dan tutup kepala pengantin.

Disini juga pengunjung akan melihat koleksi peralatan yang dipakai masyarakat pada masa lalu, seperti alat bertani, dapur, uang atau alat tukar dari zaman prasejarah hingga zaman kolonial.

Untuk melengkapinya, pengunjung akan disajikan berbagai peralatan pedagang asongan makanan khas Jawa Barat seperti mie kocok, baso-tahu-goreng (batagor), siomay, kerupuk dan bapao.

Lanjut ke Ruang Pamer 3, yang sering disebut ruang masterpiece karena pengamanan ketat dan pencahayaan yang agak remang untuk keamanan koleksi, bahkan ruangan ini hanya buka pada hari Selasa sampai Jumat.

Disebut ruang masterpiece karena ruang ini menyimpan benda karya seni yang lebih bernilai lebih, berasal dari sumbangan para seniman maupun kolektor. seperti  lukisan, senjata pusaka, koin emas, perhiasan dan lain-lain. Salah satunya adalah kecapi besar yang merupakan hibah warga Sumedang dengan warna emas berbahan kayu jati.

Baca juga: Menelusuri Sejarah dari Sisa Benteng Speelwijk di Kota Serang

Jam Operasional Museum Sri Baduga

Untuk pengunjung yang tertarik datang ke Museum Sri Baduga, dapat langsung mendatangi alamat yang tertera, dan tiket masuknya dibanderol 3 ribu rupiah untuk dewasa dan 2 ribu rupiah untuk anak – anak.

Museum Sri Baduga dibuka dengan jam operasional yang berbeda. Pada hari Selasa – Jumat dibuka pukul 08.00 – 16.00 WIB. Sedangkan Sabtu – Minggu pukul 08.00 – 14.00 WIB, dan tutup pada hari Senin/libur nasional.

Sumber & Foto: Dari berbagai sumber

Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi yukke.id.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may use these HTML tags and attributes:

<a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>